Rabu, 17 Disember 2014

Hakikat insan

Saudara-saudara-ku yang terkasih,
Negeri-ku ibarat rumah sakit yang
besar..
Ada yang mengeliat-geliat karena
sakit iri.
Ada yang bengkak karena
kesombongan.
Ada yang tidak dapat tidur karena
benci.
Ada yang menjadi buta karena kikir.
Ada lagi yang terserang kelumpuhan
karena mementingan diri sendiri.
Setiap orang menderita beberapa
macam penyakit…
Saudara-ku yang kini dalam proses
penyembuhan…
Engkau harus berterima kasih kepada
dokter yang mendiagnosa penyakit-
mu.
Engkau harus berterima kasih juga
kepada para perawat yang merawat-
mu.
Engkau harus bertekad mengikuti
pengobatan yang disarankan.
Engkau harus mengikuti system diet
yang di-anjurkan.
Tidak cukup engkau menghafal
resep-nya saja.
Tidak cukup engkau membaca lebel
di-botol (3x sehari).
Atau datang ke rumah sakit setiap
hari, memuja dan memuji dokter-nya,
Hal itu mungkin hanya menyebabkan
ia merasa iba kepada-mu.
Tetapi penyakit-mu hanya bisa
sembuh dengan makan obat,
Mematuhi diet, pembatasan dalam
makan dan minum..
Serta kebiasaan-kebiasaan-mu….
Saudara-ku yang berbahagia dengan
profesi dokter-nya.
Jangan-lah engkau ber-tengkar demi
dompet pasien-mu.
Jangan-lah berusaha merebut pasien
dari dokter yang lain.
Jangan-lah menghina dokter yang
lain.
Jangan-lan bersikeras dengan cara
pengobatan-mu sendiri.
Jangan-lah mengabaikan
pengalaman kegagalan-mu.
Jangan-lah menuruti tingkah atau
kesenangan perkiraan dan
prasangka-mu.
Jangan-lah mementingkan
kedudukan pasien dari pada
penyakitnya.
Jangan-lah kau jual obat-obat paten-
mu untuk memperkaya diri.
Semoga cepat sembuh saudara-ku…
Semoga bertambah lagi dokter-dokter
yang berhati mulia..
Semoga damai negeri-ku tercinta.

Assalaamualaikum

_______________________________

Engkau harus mencari silsilah
leluhur-mu.
Dan membanggakan-nya.
Dalam diri-mu ada tanda mata-nya.
Bapak dan Ibu-mu…
Kakek dan nenek-mu..
…….
…….
Rasul dan Tuhan-mu.
Inilah keramat-keramat-mu..
Yang selalu menjaga-mu..
Membimbing-mu..
Yang menyebabkan kehadiran-mu…
Saudara-ku,
Engkau harus menjunjung tanah
leluhur-mu.
Dan membanggakan-nya.
Dalam diri-mu ada tanda mata-nya…
Tanah kelahiran-mu.
Kampung halaman-mu.
Negara-mu.
…….
…….
Inilah guru awal-mu..
Yang telah mengajar-mu
Membentuk-mu..
Yang menjadi darah-daging-mu
DIA
Tuhan Yang Maha Tinggi
Asal segala sesuatu..
ALAM
Turun bersama dengan timbul-nya
ilusi
Kemudian..
Timbul-lah eter..
Timbul-lah angin..
Timbul-lah api..
Timbul-lah air..
Timbul-lah tanah (bumi).
Dari kombinasi ke-lima unsur ini di-
hasil-kan engkau..
Persemayaman suci bagi Tuhan.
Seluruh tangga ini harus didaki untuk
mencapai..
Asal-usul semua-nya.

Assalaamualaikum

_______________________________
Saudara-ku yang berbudi pekerti
baik…
Kita adalah orang-orang yang ber-
beda..
Dengan Pendapat-pendapat yang
ber-beda..
Dan Tindakan-tindakan yang ber-
beda..
Semua-nya hadir bersama dan
menyatu…
Untuk menciptakan KEBERSAMAAN.
Dengarkan nada-nada yang ber-beda
dalam suatu simfoni.
Nada-nada itu serempak membuat
suatu harmoni yang indah bukan?
Saya sangat menghargai setiap per-
bedaan.
Memang..
Hati kita yang merupakan pikiran
terdalam..
Yang paling dekat dengan jiwa,
sangat sensitif dengan perbedaan.
Namun..
Jika pikiran ter-buka..
Hati kita segar dan bangkit…
Kita akan mudah merasakan
sentuhan-sentuhan halus..
Keindahan-keindahan dalam suatu
perbedaan.
Setiap perbedaan tidak perlu disikapi
dengan kecurigaan…
apalagi permusuhan…
Norma agama telah mengajarkan kita
untuk
Santun..
Damai..
Beradab..
Bersatu…
……………
“ IKHTILAFU UMMATI RAHMATAN”
Perbedaan di-antara umat-ku adalah
Rahmat.

Assalaamualaikum

_______________________________

Saudara-ku yang selalu dalam kasih
sayang-Nya…
Kalau-lah kita memiliki kepercayaan
kepada Tuhan…
Tidak perlu rasa-nya berdoa
menceriterakan dan meminta..
Keperluan dan keinginan dan
kebutuhan kita kepada-Nya.
Mengapa?
Karena DIA akan memenuhi itu
semua walaupun tidak kamu katakan.
Karena DIA mengetahui apa-apa
yang belum ter-ucap dari mulut-mu.
Karena DIA mengetahui tentang diri-
mu daripada diri-mu sendiri.
Betapa DIA sangat menyayangi-mu
saudara-ku..
Suka cita-mu adalah suka cita-Nya.
Duka cita-mu pun duka cita-Nya.
Lihat-lah kasih sayang yang
diberikan oleh orang tua-mu.
Begitupula gambaran kasih sayang
yang diberikan oleh-Nya.
Karena sekarang…
Dia mengenal-mu lebih dari pada
kamu mengenal diri-mu sendiri..
Maka..
DIA akan mengabulkan doa yang
sesuai buat-mu menurut-Nya, bukan
menurut-mu.
DIA akan mengabulkan doa pada saat
yang DIA kehendaki, bukan yang
kamu kehendaki.
Jangan-lah ragu akan kasih sayang-
Nya…
Jangan-lah meminta karena itu
artinya kamu tidak percaya.
Jangan-lah memaksa…
Jangan-lah kau rendah-kan kwalitas
ke-imanan-mu saudara-ku…
Mari..
Tingkat-kan terus kwalitas iman-mu..
Terus-lah tebarkan kebaikan dimana
saja kamu berada..
Tabung-lah terus amal-kebaikan-
mu…
Berbuat baik-lah dan segera
lupakan…
DIA MAHA MENGETAHUI
DIA MAHA PENGASIH DAN
PENYAYANG
Ketahui-lah..
Kwalitas keimanan-mu itulah kwalitas
doa-mu dihadapan-Nya.

Assalaamualaikum

_______________________________

Saudara-ku yang tengah menempuh
perjalan hidup-nya..
Mengarungi kehidupan…
Laksana menapaki perjalanan jauh
dan berliku..
Sejauh hamparan mata memandang..
Ada kalanya kita melewati daerah
padang gersang..
di-terpa angin panas kencang
menghujam..
pernah tenggorokan ini kering..
namun pundi-pundi air-pun telah
kering..
ada kalanya juga kita harus mendaki..
menemui bukit yang curam dan terjal
dan berbatu tajam..
pernah di-tengah pendakian..
hujan turun diselimuti mendung yang
kelam.
Ini-lah salah satu sesi kehidupan
kita.
Saudaraku yang terus bergerak
maju..
Sadari-lah..
Bahwa…
Ini-lah cara Tuhan menyaring untuk
memilih,
Masih mampukahkita terseyum kala
berduka?
Masih iklas-kah kita memberi ketika
susah?
Masih sabar-kah kita, ketika seluruh
upaya telah sirna?
Ujian ini tidak-lah berat..
Manakala tujuan hidup telah
terpancang.
Manakala tantangan bukan di-anggap
beban.
Manakala menganggap ini adalah
kewajiban.
Pupuklah terus iman di dada.
Tetap berpikir baik.
Ber peri-laku positif.
Teruslah perbaiki diri.
Taklukan itu semua.
Banggakan diri-mu dan diri-Nya

اسلام عليكم ورحمةالله
_______________________________

Saudara-ku yang sedang diliputi
perasaan sedih dan cemas…
Kalau-lah takdir itu adalah satu ujian
yang berat menurut-mu,
Maka…
jika engkau lulus dari ujian..
Sungguh engkau benar-benar telah
ber-bahagia di dunia ini.
Takdir adalah ketentuan..
Yang sudah kita sepakati bersama-
Nya
Yang tidak bisa di tawar-tawar lagi.
Yang tersurat dan tersirat dan
menjadi hak, tidak dapat di-ubah..
Hari ini terjadi takdir pada kita..
Besok mungkin kepada saudara kita
yang lain..
Atau mungkin juga masih pada kita..
Lalu kenapa?
Bergembira-lah engkau yang
menerima takdir..
Karena engkau telah di-perhatikan,
Karena engkau telah dipilih,
Karena takdir-mu… ingin menguji-mu
dan mencuci-mu dan memuliakan-
mu.
agar kamu menjadi lebih baik dan
lebih baik lagi.
Menangis-lah apabila engkau tidak
menerima takdir,
karena tanpa takdir di-khawatirkan..
kamu akan lupa kepada-Nya.
Saudara-ku, ingat-lah ini..
Jangan-lah pernah katakan “ Tuhan..
mengapa aku diberikan ujian yang
berat ini..”
Tapi katakan-lah “ Tuhan.. aku ingin
membanggakan-Mu, berilah aku ujian
yang lebih berat lagi”
Karena…
Yang di-beri kemudahan bisa jadi
ditolak…
Yang diberi kesukaran bisa jadi
diterima…
Saudara-ku..
Sudah semestinya kita bersyukur
dengan takdir kita,
karena DIA pasti mempunyai rencana
baik di-balik ini semua,
ini bukan soal keberuntungan
saudaraku..,
Karena dengan bersyukur kita
senantiasa berpikir baik,
mungkin ada yang berpendapat ini
tidak realistis?
Namun..
Bersyukur telah membuat kita
bersikap menerima kenyataan.
Adakah yang lebih realistis selain kita
terbebas dari kecemasan dan
ketakutan?
Maju-lah saudara-ku..,
Maju-lah terus..
Gapai-lah takdir-mu
Tak ada yang meringankan hidup-
mu.
Selain dari sikap BERSYUKUR.

اسلام عليكم ورحمةالله وبركاته
_______________________________

Saudara-ku yang hatinya menerangi
akal fikirannya….
Ketika lahir, kita nampak begitu
lemah sekali..
Lalu..
Mulai-lah kita belajar merangkak dan
berdiri dan berjalan..
Masa kanak-kanak kita lalui hingga
sampai-lah remaja dan menjadi
dewasa.
Semangat untuk hidup dan belajar
dan bekerja menimbulkan rasa cinta
akan kehidupan.
Akhirnya.. kita menikah dan ber-anak
cucu…
Selanjutnya..
Semangat hidup itu mulai menurun
secara bertahap samapai akhirnya
kita menjadi lemah kembali.
Seperti sedia kala saat kita mulai
dilahir-kan..
Lemah tak berdaya..
Kita sudah melalui beberapa masa
saudara-ku..
Penurunan terjadi sepanjang waktu..
Banyak tanda-tanda yang
menegaskan hal itu..
Lihat-lah lapisan kulit-mu yang dulu
halus, memikat dan padat..
Ber angsur-angsur keriput, lembek,
tidak menarik lagi.
Kaki-mu kini bergetar karena
menahan beban tubuh..
Tangan-mu gemetar…
Daya ingat-mu berkurang dan
pikiran-mu pun mulai melemah…
Kini… kau cepat lelah.. pandangan-
mu kabur.. gigi-mu menjadi
ompong…
Lihatlah warna rambut-mu yang
tadinya hitam…
Lambat laun memutih..
Lihat-lah semua-nya saudara-ku…
Kalau-lah rambut saja mau memutih?
Mengapa tidak kau putih-kan juga
hatimu?
Saudara-ku yang kini telah
meningkat kwalitas hidup-nya..
Kematian dan kehidupan adalah dua
gambaran yang saling sambung
menyambung..
Seperti atom dan energi..
Ketika mati energinya akan
menghilang, yang tersisa hanya
materi serta atom..
Agar ada kehidupan.. diperlukan
adanya kematian…
Agar kita nampak nyata di dunia ini..
maka saudara kita yang lain harus
pergi…
Dan.. kita akan pergi agar bisa
memberi tempat kepada saudara kita
yang lain..
Demikian-lah hal ini berjalan.. dan
terus berjalan…
Semua itu terjadi tidak secara tiba-
tiba.. tidak secara serampangan…
Disana.. pasti ada konsep alam yang
sangat BESAR..
AFALA TA’LAMUUN……
AFALA TA’KILUUN….
AFALA YATAFAKKARUUN….
Apakah kamu tidak berfikir… apakah
kamu tidak berfikir?
Alam saja sudah membawa kita
supaya berhasil sampai ke tingkatan
akal dan kecerdasan tertingginya.
Adakah di planet ini yang lebih
cerdas daripada kita?
Kita masih ada di awal perjalanan
saudara-ku…
Kita harus bisa memutar kembali
roda waktu agar kita bisa memahami
ini semua..
Sekarang..
Saya akan biarkan saudara-ku semua
untuk merenung-kan sebentar saja..
…………………………………………………………………..
اسلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Saudara-ku yang dicintai dan
mencintai Tuhan-nya…
Bila cinta memanggil-mu..
Turutilah bersama-nya, kendati jalan
yang terpampang terlihat keras dan
terjal.
Bila cinta merangkul-mu..
Berserah diri-lah padanya, walaupun
barangkali akan meremukkan tulang-
mu.
Bila cinta bertutur pada-mu..
Percayalah padanya, meskipun kata-
katanya melukai dan menghancurkan
harapan-mu.
Cinta akan menyuburkan sekaligus
mematikan-mu.
Membumbungkan dan
menghempaskan.
Menguliti sampai engkau terlepas
dari kulit luar-mu.
Melumat-mu untuk memutihkan-mu.
Meremukkan-mu hingga engkau
lentur..
Cinta melakukan semua itu hanya
untuk-mu.
Sampai engkau berhasil menguak
rahasia dalam diri-mu.
Agar engkau sanggup menjadi bagian
dari kehidupan.
Agar cinta dapat menyatukan diri-mu
dan diri-Nya.
Saudara-ku yang bersemayam cinta
dalam lubuk hati-nya…
Jangan-lah engkau ijin-kan keraguan
atau ketakutan bersemayam di hati-
mu.
Jangan pula engkau perbudak cinta-
mu hanya demi meraup kesenangan.
Mari….
Masuk-lah kedalam alam cinta yang
tak mengenal musim..
Yang akan membuat-mu bebas
tersenyum….
Tertawa yang bukan terbahak..
Menangis….
Air mata yang bukan tangisan.
Karena..
Cinta tak akan pernah meng-
anuhgrah-kan apapun kecuali
wujudnya sendiri.
Dan..
Cinta tak pernah menuntut apapun
dari-mu kecuali wujud-nya sendiri
……………..
Cinta tidak pernah menguasai.. dan
dikuasai…
Lantaran cinta terlahir hanya demi
cinta.
Akhir-nya…
Demi cinta-mu saudara-ku..
Jangan pernah engkau bertutur
“Tuhan bersemayam di dalam lubuk
hati-mu”
Namun ucapkanlah “Aku tengah
bersemayam di dalam lubuk hati
Tuhan”
………………………..
سلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Saudara-ku yang bersemayam Tuhan
didalam lubuk hati-nya…
Ber-awal.. Lautan menguap dan
membumbung dan menggumpal lalu..
jadilah awan.
Kemudian.. awan melintasi
perbukitan dan lembah-lembah.
Hingga.. manakala berjumpa semilir
angin lembut, menangis-lah ia,
bercucuran membasahi bumi.
Di manakah ia jatuh?
Sungguh berbahagia-lah ia yang
kembali menyatu bersama bengawan,
kembali ke lautan tanah air-nya.
Bagaimana dengan ia yang jatuh di
hutan belantara yang jauh dari sang
bengawan?
Kapankah akan kembali lagi ke-
lautan tanah air-nya?
Saudara-ku yang sedang berjalan
menuju lautan cinta…
Kehidupan awan-gemawan adalah,
Perpisahan dan pertemuan..
Air mata dan senyuman..
Demikian juga ketika jiwa berpisah
dari roh.
Kita berjalan di-alam materi dan
berlalu seperti awan.
Kadang kita diatas pegunungan
suka-cita.
Kadang pula dibawah pedataran dan
lembah duka cita.
Hingga kita bertemu angin sepoi
kematian.
Maka Pulang-lah kita kemana tempat
kita ber-asal..
Tapi…
Kemana-kah kita akan kembali?
Tuhan tidak mengatakan bahwa DIA
ada di surga atau di neraka.
Tuhan mengatakan bahwa DIA ada
dalam diri manusia :
“Aku bersama kamu di mana saja
kamu berada” (QS Al Hadiid 57:4)
“Dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf:
16)
Wadzkur Rabbaka fi nafsika..
“ Ingat tuhan-mu didalam diri-
mu” (QS.7:25).
……………
Kalau-lah DIA sudah ada disini,
setiap detik ada disini..
Lalu ..
Jika tidak menjadi manusia.. mau
kemana kita bertemu dengan-Nya?
Pulang-lah…
Pulang-lah…
Kelautan cinta dan keindahan.
Bersama-Nya..
سلام عليكم ورحمةالله وبركاته
_______________________________

Saudaraku yang menginginkan
kebenaran dalam ilmu makrifatullah…
Sewaktu kita masih kecil.., dalam
fikiran kita belum tersimpan
kecintaan terhadap kehidupan dunia.
Akal kita masih suci dari tipu daya,
dan nafsu serakah,
Yang kita ambil dari dunia ini
hanyalah sekedar yang kita butuhkan
saat itu saja, ibarat burung yang
keluar dari sarang-nya dengan perut
kosong, kemudian pulang dengan
perut kenyang.
Sekali lagi saudara-ku, kita kecil
adalah kita yang tidak mengambil
apa-apa dari dunia ini melainkan
sesuatu yang kita butuhkan saat itu
saja (titik)
Yang kita tahu saat kecil itu hanya
main-main, makan, tidur, kita
menginginkan sesuatu dengan
memohon kepada yang punya,
bahkan sambil menangis, karena kita
tahu pemiliknya.
Setiap ada yang menyakiti kita, kita
hanya bisa benci atau takut kepada
orang itu. akan tetapi hati kita suci
tanpa dendam ataupun keinginan
untuk membalasnya.
Keberadaan kita menjadi hiburan bagi
orang lain.
DALIL ALAM ini adalah bahan dasar
ilmu hakekat usul diri, bagi siapa
saja yang mau berfikir.
Saya teruskan…
Saat kita kecil saudara-ku,
Siapakah yang paling kita sayangi
saat itu?
Siapakah yang paling kita takuti saat
itu?
Dan siapakah yang paling mencintai
kita saat itu?
Jawab-nya adalah Orang Tua kita,
mengapa demikian?
Karena yang kita tahu saat itu adalah
mereka-lah yang memberi kita
makan, mereka-lah yang mengasuh
kita, mereka-lah yang menjaga dan
melindungi kita dari bahaya.
Akan tetapi setelah kita besar, fikiran
kita mulai diisi dengan keinginan
yang banyak, karena kita mulai
mengenal masa depan, kemudian
angan-angan panjang membuat
fikiran dan akal kita bekerja keras,
untuk mempersiapkan bekal hari
esok, sehingga kita lupa kenikmatan
masa kecil kita.
bahkan kita juga lupa dengan hak-
hak orang lain,
dan kita juga lupa siapa-kah yang
telah memberikan semua kenikmatan
kepada kita saat ini.
Saudara-ku yang baik hatinya…
Awal-nya kita menerima nikmat Dari
Allah melalui Orang tua kita,
Sungguh mereka-lah yang
bertanggung jawab atas semua itu
(“halal atau haram yang diberikan”)
Setelah akal kita berfungsi dan kita
mampu mencari apa yang kita
inginkan, maka kita-lah yang
bertanggung jawab atas rizki dan
nikmat yang Allah berikan,
ingatlah, bahwa semua akan
dipertanyakan, maka berhati-hatilah
saudara-ku…
Saat ini..
Tanyakan lagi didalam diri kita,
bahwa siapakah yang memberikan
rizki kepada kita?
Siapakah yang paling menyayangi
kita?
Dan siapakah yang telah melindungi
kita dan memberikan kita kekuatan?
Lalu… kenapa kita tidak mencintai..,
Kenapa juga kita tidak bersyukur
kepada yang memiliki semua itu.
DIA adalah..,
Zat yang Maha Kaya yang Pengasih
dan Penyayang,
Zat yang Maha perkasa dan Berkuasa
Atas segala sesuatu,
Zat tempat Kita Mengadu. Dan
Kepadanya-lah kita akan Kembali.
ADZKURUUNII – ADZKURUKUM
Ingat-lah AKU maka AKU pun
mengingat-mu
Sejenak ini saya ingin mengajak
semua saudara-ku untuk
MENGHENINGKAN CIPTA
Tinggal-kan sejenak urusan dunia-
mu

wahai saudara-ku…

Saat hening nanti… maka cipta-lah…
Bawa-lah DIA ke-hati-mu
Duduk atau berbaring-lah dengan
tenang dan damai
Pejam-kan mata-mu
Biar-kan jiwa-mu mengembara
Tanpa harapan
Tanpa khayalan
Tanpa rupa dan warna
Tanpa suara
Hampa, tanpa apa-apa
Tidak berharap bahagia
Tidak takut dengan apa-apa
Hanya kekosongan
………………………………………
Asal dari suci, kembali-lah ke suci.

سلام عليكم ورحمةالله وبركاته

Muhammad faridsubarkah

Label:

0 Ulasan:

Catat Ulasan

Langgan Catat Ulasan [Atom]

<< Laman utama